Konsep
Fundamental akuntansi
A.
PENGERTIAN
Menurut FASB
kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah “a coherent ystem of
interrelated objectives and fundamentals that I expected to lead to consistent
standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial
accounting and reporting”
Definisi
tersebut yaitu kerangka kerja konseptual akuntansi adalah suatu sistem yang
koheren dimana sub-sub sistemnya adalah tujuan dan konsep fundamental yang
saling terkait. Yang dimaksud :
1.
Tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan.
2.
Fundamentals adalah konsep-konsep yang mendasari akuntansi keuangan, yakni yang
menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus
dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
B.
KEBUTUHAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
1.
Agar bermanfaat, maka penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan
dengan serangkaian tujuan dan konsep fundamental.
2.
Masalah-masalah praktis yang baru, akan dapat dipecahkan secara cepat jika
mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada.
C.
PERKEMBANGAN KERANGKA KONSEPTUAL
FASB (Financial Accounting
Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting
concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
1.
SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”,
yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
2.
SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3.
SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”,
yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan
seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
4.
SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of business
enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental
serta pedoman tentang informasi.
5.
SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no.
3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
6.
SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in accounting
measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa
depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar
pengukuran.
D.
KERANGKA KONSEPTUAL
1.
Tingkat pertama – tujuan pelaporan keuangan
Tujuan pelaporan keuangan adalah
untuk menyediakan informasi yang berguna :
a.
Bagi mereka yang memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas bisnis dan
ekonomi yang membuat keputusan investasi serta kredit.
b.
Membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial,
serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas
masa depan.
c.
Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahan
di dalamnya
APS Statement No. 4
mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan antara lain :
a.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan
secara wajar dan sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku umum, posisi
keuangan, hasil operasi dan perubahan-perubahan lainya dalam posisi keuangan.
b.
Tujuan Umum
1)
Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi
2)
Memberikan informasi mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas
perusahaan perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.
3)
Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi
penghasilan bagi perusahaan.
4)
Memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya
ekonomi dan kewajiban.
5)
Mengungkap informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan penggunaan laporan
keuangan.
c.
Tujuan kualitatif
1)
Relevansi adalah pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar
untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan mereka.
2)
Dapat dimengerti adalah tidak hanya informasi tersebut harus jelas, tetapi para
pengguna juga harus dapat memahaminya.
3)
Dapat diverivikasi adalah hasil akutansi dapat didukung dengan
pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan metode
pengukuran yang sama.
4)
Netralisasi adalah informasi akuntansi ditunjukkan kepada kebutuhan umum dari
penggunanya.
5)
Ketepatan waktu adalah komunikasi informasi secara lebih awal, untuk
menghindari adanya kelambatan tertentu dalam pengambilan keputusan ekonomi.
6)
Komparabilitas ( daya banding ) adalah perbedaan yang terjadi seharusnya bukan
diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akutansi keuangan yang diterapkan.
7)
Kelengkapan adalah telah dilaporkan seluruh informasi yang secara wajar
memenuhi persyaratan dari tujuan kualitas yang lain.
Dalam menyediakan informasi kepada
pemakai laporan keuangan, profesi akuntan mengandalkan laporan keuangan
bertujuan-umum (general-purpose financial statement), yaitu menyediakan
informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai.
2.
Tingkat dua – konsep-konsep fundamental
Karakteristik kualitatif informasi
akuntansi
Agar dapat berguna dalam pengambilan
keputusan, informasi akuntansi harus memiliki 2 kualitas yaitu :
a.
Kualitas primer
1)
Relevansi
Dikatakan relevan apabila informasi
akuntansi mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi yang
relevan harus memiliki :
a)
nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi
dan mengoreksi harapan masa lalu;
b)
memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk
memprediksi apa yang akan terjadi si masa yang akan datang; serta
c)
tepat waktu (timesliness) yakni informasi harus disajikan kepada para pemakai
sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan.
2)
Keandalan
Informasi akuntansi dianggap andal
jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas dari
kesalahan dan bias (penyimpangan).
3)
Keberdayaujian (verifiability)
Informasi akuntansi harus dapat
diuji kebenarannya berdasar pada keobjektifan dan konsensus.
4)
Kenetralan (neutrality)
Informasi akuntansi dimaksudkan
untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai.
5)
Kejujuran penyajian (representational faithfulness)
Penyajian yang jujur berarti adanya
kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.
b.
Kualitas sekunder
1)
Keberdayabandingan
Informasi akuntansi akan lebih
bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan
yang lain dalam satu industri ( perbandingan horizontal) atau membandingkan
perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal).
2)
Konsistensi
Dikatakan konsistensi dalam
menggunakan standar akuntansi apabila mengaplikasikan perlakuan akntansi
(metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke
periode.
Kendala-kendala tercapainya kualitas
informasi
a.
Pertimbangan manfaat biaya
Untuk dapat menghasilkan informasi
yang relevan, andal, berdayabanding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal.
Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka
mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah.
b.
Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item
terhadap opersi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item dianggap
material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau
mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan.
c.
Praktik industri
Adanya sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan
terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar. Setiap kali menemukan
pelanggaran atas teori dasar, kita harus menentukan terlebih dahulu apakah
pelanggaran tersebut dapat dijelaskan oleh sejumlah karakteristik unik dari
industri sebelum mengkritik prosedur yang dipakai.
d.
Konservatisme
Berarti jika ragu, maka pilihlah
solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan
aktiva yang terlalu tinggi. Tujuannya adalah menyediakan pedoman yang paling
rasional dalam situasi sulit (jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva
bersih yang terlalu tinggi).
Elemen–elemen laporan keuangan
a.
Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi
:
1)
Aktiva
|
6)
Laba komprehensif
|
2)
Kewajiban
|
7)
Pendapatan
|
3)
Ekuitas
|
8)
Beban
|
4)
Investasi oleh pemilik
|
9)
Keuntungan
|
5)
Distribusi kepada pemilik
|
10)
Kerugian
|
b.
Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi nirlaba meliputi :
1)
Aktiva
2)
Kewajiban
3)
Ekuitas
4)
Pendapatan
5)
Beban
6)
Keuntungan
7)
Kerugian
Keterangan :
a.
Aktiva
Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi
di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai
hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.
b.
Kewajiban
Pengorbanan ekonomi yang mungkin
terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban berjalan sebuah entitas
tertentu-kewajiban yang ditimbulak oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk
mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa
depan.
c.
Ekuitas
Kepentingan
residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya.
Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
d.
Investasi oleh Pemilik
Kenaikan
aktiva bersih sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transfer sesuatu yang
bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk mendapatkan atau
menaikkan kepentingan kepemilikan. Aktiva adalah bentuk yang paling umum
diterima sebagai investasi oleh pemilik, tetapi investasi ini bisa juga
meliputi jasa atau kepuasan atau konversi kewajiban perusahaan.
e.
Distribusi kepada Pemilik
Penurunan
aktva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan oleh pemindahan aktiva,
penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik.
Distribusi kepada pemilik akan menurunkan kepentingan kepemilikan dalam
perusahaan.
f.
Laba Komprehensif
Perubahan
ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas selama suatu periode yang diakibatkan
oleh transaksi dan kejadian lain yang bersumber dari pemilik. Hal ini termasuk
semua prubahan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan yang diakibatkan
oleh investasi pemilik dan didistrinusi kepada pemilik.
g.
Pendapatan
Arus masuk
atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban
(atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau
produksi barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan
operasi utama perusahaan.
h.
Beban
Arus keluar
atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban
(atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau
produksi barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan
operasi utama perusahaan.
i.
Keuntungan
Kenaikan
ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi
peripheral atau insidentiil dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan
situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal
dari pendapatan atau investasi dari pemilik.
j.
Kerugian
Penurunan
ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi
peripheral atau insidentiil dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan
situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal
dari beban atau distribusi kepada pemilik.
3.
Tingkat tiga – pengakuan dan pengukuran
Konsep-konsep ini menjelaskan apa,
kapan, dan bagaimana unsure-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur,
dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.
a.
Asumsi-asumsi dasar
Asumsi dasar akuntansi
adalahanggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat
dipraktikkan.
1)
Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption)
Yaitu bahwa perusahaan merupakan
unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki
kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dll).
2)
Kesinambungan (going concern)
Yaitu perusahaan dianggap terus
beroperasi (lestari sepanjang masa).
3)
Asumsi unit moneter (monetary unit assumption)
Yaitu bahwa akuntansi menggunakan
unit moneter sebagai alat pengukur uatu objek atau aktivitas perusahaan dan
menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.
4)
Asumsi periodisitas (periodicity assumption)
Yaitu bahwa laporan keuangan yang
menggambarkan perubahan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan
secara periodik.
b.
Prinsip-prinsip dasar akuntansi
1)
Biaya historis (historical cost)
GAAP mewajibkan sebagian besar
aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi.
Cost memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu
dapat diandalkan.
2)
Pengakuan pendapatan
Pendapatan diakui apabila
a)
Telah direalisasi atau dapat direalisasikan
b)
Telah dihasilkan
3)
Prinsip penandingan
Beban untuk suatu periode ditentukan
dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu.
Pengakuan beban apabila :
a)
Terdapat hubungan langung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau
penyerahan jasa,
b)
Pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat
hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa.
c)
Dengan alokasi yang sitematis dan rasional, contoh : depresiasi.
4)
Prinsip pengungkapan penuh
Mengakui sifat dan jumlah informasi
yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade off penilaian ,
seperti:
a)
Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai
b)
Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.
0 comments:
Post a Comment