Pages

Sunday, October 19, 2014

Konsep Fundamental akuntansi




Konsep Fundamental akuntansi
A.    PENGERTIAN
Menurut FASB kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah “a coherent ystem of interrelated objectives and fundamentals that I expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting”
Definisi tersebut yaitu kerangka kerja konseptual akuntansi adalah suatu sistem yang koheren dimana sub-sub sistemnya adalah tujuan dan konsep fundamental yang saling terkait. Yang dimaksud :
1.      Tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan.
2.      Fundamentals adalah konsep-konsep yang mendasari akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
B.     KEBUTUHAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
1.      Agar bermanfaat, maka penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian tujuan dan konsep fundamental.
2.      Masalah-masalah praktis yang baru, akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada.
C.    PERKEMBANGAN KERANGKA KONSEPTUAL
FASB (Financial Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
1.      SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”, yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
2.      SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”, yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3.      SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”, yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
4.      SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of business enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.
5.      SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
6.      SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in accounting measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran.
D.     KERANGKA KONSEPTUAL
1.      Tingkat pertama – tujuan pelaporan keuangan
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna :
a.       Bagi mereka yang memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi yang membuat keputusan investasi serta kredit.
b.      Membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan.
c.       Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahan di dalamnya
APS Statement No. 4 mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan antara lain :
a.       Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan-perubahan lainya dalam posisi keuangan.
b.      Tujuan Umum
1)      Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi
2)      Memberikan informasi mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.
3)      Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
4)      Memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.
5)      Mengungkap informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan penggunaan laporan keuangan.
c.       Tujuan kualitatif
1)      Relevansi adalah pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan mereka.
2)      Dapat dimengerti adalah tidak hanya informasi tersebut harus jelas, tetapi para pengguna juga harus dapat memahaminya.
3)      Dapat diverivikasi adalah hasil akutansi dapat didukung dengan pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan metode  pengukuran yang sama.
4)      Netralisasi adalah informasi akuntansi ditunjukkan kepada kebutuhan umum dari penggunanya.
5)      Ketepatan waktu adalah komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya kelambatan tertentu dalam pengambilan keputusan ekonomi.
6)      Komparabilitas ( daya banding ) adalah perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akutansi keuangan yang diterapkan.
7)      Kelengkapan adalah telah dilaporkan seluruh informasi yang secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitas yang lain.
Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum (general-purpose financial statement), yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai.
2.      Tingkat dua – konsep-konsep fundamental
Karakteristik kualitatif informasi akuntansi
Agar dapat berguna dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi harus memiliki 2 kualitas yaitu :
a.       Kualitas primer
1)      Relevansi
Dikatakan relevan apabila informasi akuntansi mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi yang relevan harus memiliki :
a)       nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu;
b)      memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi si masa yang akan datang; serta
c)      tepat waktu (timesliness) yakni informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.


2)      Keandalan
Informasi akuntansi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan).
3)      Keberdayaujian (verifiability)
Informasi akuntansi harus dapat diuji kebenarannya berdasar pada keobjektifan dan konsensus.
4)      Kenetralan (neutrality)
Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai.
5)      Kejujuran penyajian (representational faithfulness)
Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.
b.      Kualitas sekunder
1)      Keberdayabandingan
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri ( perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal).
2)      Konsistensi
Dikatakan konsistensi dalam menggunakan standar akuntansi apabila mengaplikasikan perlakuan akntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.
Kendala-kendala tercapainya kualitas informasi
a.       Pertimbangan manfaat biaya
Untuk dapat menghasilkan informasi yang relevan, andal, berdayabanding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah.
b.      Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap opersi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan.

c.       Praktik industri
Adanya sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar. Setiap kali menemukan pelanggaran atas teori dasar, kita harus menentukan terlebih dahulu apakah pelanggaran tersebut dapat dijelaskan oleh sejumlah karakteristik unik dari industri sebelum mengkritik prosedur yang dipakai.
d.      Konservatisme
Berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuannya adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit (jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi).
Elemen–elemen laporan keuangan
a.       Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi :
1)     Aktiva
6)           Laba komprehensif
2)     Kewajiban
7)           Pendapatan
3)     Ekuitas
8)           Beban
4)     Investasi oleh pemilik
9)           Keuntungan
5)     Distribusi kepada pemilik
10)       Kerugian
b.      Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi nirlaba meliputi :
1)      Aktiva
2)      Kewajiban
3)      Ekuitas
4)      Pendapatan
5)      Beban
6)      Keuntungan
7)      Kerugian
Keterangan :
a.       Aktiva
Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.
b.      Kewajiban
Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu-kewajiban yang ditimbulak oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa depan.
c.       Ekuitas
Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
d.      Investasi oleh Pemilik
Kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan. Aktiva adalah bentuk yang paling umum diterima sebagai investasi oleh pemilik, tetapi investasi ini bisa juga meliputi jasa atau kepuasan atau konversi kewajiban perusahaan.
e.       Distribusi kepada Pemilik
Penurunan aktva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan oleh pemindahan aktiva, penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan menurunkan kepentingan kepemilikan dalam perusahaan.
f.       Laba Komprehensif
Perubahan ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas selama suatu periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bersumber dari pemilik. Hal ini termasuk semua prubahan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan yang diakibatkan oleh investasi pemilik dan didistrinusi kepada pemilik.
g.      Pendapatan
Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.
h.      Beban
Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.


i.        Keuntungan
Kenaikan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau insidentiil dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi dari pemilik.
j.        Kerugian
Penurunan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau insidentiil dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik.
3.      Tingkat tiga – pengakuan dan pengukuran
Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsure-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.
a.       Asumsi-asumsi dasar
Asumsi dasar akuntansi adalahanggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan.
1)      Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption)
Yaitu bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dll).
2)      Kesinambungan (going concern)
Yaitu perusahaan dianggap terus beroperasi (lestari sepanjang masa).
3)      Asumsi unit moneter (monetary unit assumption)
Yaitu bahwa akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur uatu objek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.
4)      Asumsi periodisitas (periodicity assumption)
Yaitu bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.
b.      Prinsip-prinsip dasar akuntansi
1)      Biaya historis (historical cost)
GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Cost memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.

2)      Pengakuan pendapatan
Pendapatan diakui apabila
a)      Telah direalisasi atau dapat direalisasikan
b)      Telah dihasilkan
3)      Prinsip penandingan
Beban untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu. Pengakuan beban apabila :
a)      Terdapat hubungan langung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan jasa,
b)      Pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa.
c)      Dengan alokasi yang sitematis dan rasional, contoh : depresiasi.
4)      Prinsip pengungkapan penuh
Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade off penilaian , seperti:
a)      Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai
b)      Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.


0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More