Pages

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, October 19, 2014



Etika, Norma dan Hukum dalam Praktek Akuntansi

1.       ETIKA
A.    Pengertian Etika
·      Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995)  Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
·      Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
·    Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya
·       Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia.
·     Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak.


B.     Teori Etika
Teori etika ada tiga macam yaitu
1.       Teori Hedonisme
Teori hedonism ialah doktrin etika yang mengajarkan bahwa hal terbaik bagi manusia adalah mengusahakan “kesenangan” (Hedone).
A.    Aristipos dri Kyrene (433 – 355s.M):
·         Yang sungguh baik bagi manusia adalah kesenangan.
·         Kesenangan itu bersifat badani belaka, karena hakikatnya tidak lain dari pada gerak dalam badan
B.     Epikuros (341 – 270 s.M.)
·         Kesenangan adalah tujuan hidup manusia.
·         Menurut kodratnya setiap manusia mencari kesenangan.
·         Kesenangan yang dimaksud bukanlah kesenangan inderawi, tetapi kebebasan dari rasa nyeri dalam tubuh kita dan kebebasan dari keresahan dalam jiwa
Tinjauan Kritis
a.       Ada kebenaran yang mendalam pada hedonisme: Manusia menurut kodratnya mencari kesenangan dan berupaya menghindari ketidaksenangan. Tetapi apakah manusia selalu mencari kesenangan?
b.      Hedonisme beranggapan bahwa kodrat manusia adalah mencari kesenangan sehingga kesenangan disetarakan dengan moralitas yang baik. Tetapi jika demikian, apakah ada jaminan bahwa kesenangan itu baik secara etis?
c.       Para hedonis berpikir bahwa sesuatu adalah baik karena disenangi.  Tetapi sesuatu belum tentu menjadi baik karena disenangi.
d.      Hedonisme mengatakan bahwa kewajiban moral saya adalah membuat sesuatu yang terbaik bagi diri saya sendiri. Karena itu ia  mengandung paham egoisme karena hanya memperhatikan kepentingan dirinya saja.

2.       Teori Eudemonisme,
Teori eudenisme ialah tujuan akhir dari manusia adalah kebahagian.
Aristoteles (384 – 322):
a.       Bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan akhir yang disebut kebahagiaan. Tetapi apa itu kebahagiaan?
b.      Manusia mencapai kebahagiaan dengan menjalankan secara baik kegiatan-kegiatan rasionalnya dengan disertai keutamaan.

3.       Teori Utilitarisme.
Teori utilatirisme ialah kebahagian akan tercapai jika manusia memiliki kesenangan dan kebebasan dari kesusahan dan mempertimbangkan dari pada kegunaannya.
a.       Anggapan bahwa klasifikasi kejahatan harus didasarkan atas kesusahan atau penderitaan yang diakibatkannya terhadap  terhadap para korban dan masyarakat.
b.      Menurut kodratnya manusia menghindari ketidaksenangan dan mencari kesenangan. Kebahagiaan tercapai jika manusia memiliki kesenangan dan bebas dari kesusahan.
c.       Karena menurut kodratnya tingkah laku manusia terarah pada kebahagiaan, maka suatu perbuatan dapat dinilai baik atau buruk, sejauh dapat meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan semua orang.
d.      Moralitas suatu tindakanharus ditentukan dengan menimbang kegunaannya untuk mencapau kebahagiaan umat manusia. (The greatest happiness of the greatest number)

C.    Fungsi Etika

·         Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan.
·         Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
·         Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.



D.        Etika dan Etiket
Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggeris dikenal sebagai ethics dan etiquette.
Antara etika dengan etiket terdapat persamaan yaitu:
a.       etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.
b.      Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilkukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.
Adapun perbedaan antara etika dengan etiket ialah:
1.       Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia.
Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu. Misalnya dalam makan, etiketnya ialah orang tua didahulukan mengambil nasi, kalau sudah selesai tidak boleh mencuci tangan terlebih dahulu.Di Indonesia menyerahkan sesuatu harus dengan tangan kanan. Bila dilanggar dianggap melanggar etiket. Etika tidakterbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

2.       Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.
Bila tidak ada orang lain atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misalnya etiket tentang cara makan. Makan sambil menaruh kaki di atas meja dianggap melanggar etiket dila dilakukan bersama-sama orang lain. Bila dilakukan sendiri maka hal tersebut tidak melanggar etiket. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.

3.       Etiket bersifat relatif.
Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Contohnya makan dengan tangan, bersenggak sesudah makan. Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti ;jangan berbohong;jangan mencuri merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.

4.       Etiket hanya memadang manusia dari segi lahirian saja sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam.
Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia bersikap munafik maka dia tidak bersikap etis

E.      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika :
·           Kebutuhan Individu
·           Tidak Ada Pedoman
·           Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
·           Lingkungan Yang Tidak Etis
·           Perilaku Dari Komunitas

F.     Sanksi Pelanggaran Etika :
1.       Sanksi Sosial
 Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat ‘dimaafkan’.
2.       Sanksi Hukum
 Skala besar, merugikan hak pihak lain.

G.     Jenis-Jenis Etika
1.         Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar. 
2.        Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus.Etika khusus ini masih dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial. Etika sosial dibagi menjadi:
·         Sikap terhadap sesame
·         Etika keluarga
·         Etika profesi misalnya etika untuk pustakawan, arsiparis, dokumentalis, pialang informasi
·         Etika politik
·         Etika lingkungan hidup serta
·         Kritik ideologi Etika adalah filsafat atau pemikiran kritis rasional tentang ajaran moral sedangka moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dsb. Etika selalu dikaitkan dengan moral serta harus dipahami perbedaan antara etika dengan moralitas.

2.       NORMA
          Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma agama, norma moral dan norma sopan santun.
·         Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan.
·         Norma agama berasal dari agama.
·         Norma moral berasal dari suara batin.
·         Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari etika.


3.      HUKUM
Konsep hukum dikembangkan oleh berbagai mazhab atau aliran di dalam teori hukum dan filsafat hukum. Konsep hukum tradisional mengartikan hukum sebagai asas/ kaidah/ norma, sedangkan pandangan modern menyatakan bahwa hukum tetap dilihat sebagai norma atau kaidah tetapi juga merupakan gejala sosial budaya. Konsep ini mempertahankan hukum tetap harus berbentuk tertulis untuk menjaga kepastian hukum, tetapi isinya harus merupakan perhatian terhadap gejala sosial budaya yang mencerminkan hukum yang timbul di masyarakat. Hukum bersifat abstrak (tidak nyata, tidak berwujud namum meskipun hukum itu tidak nyata tetapi hukum itu benar-benar ada bukan mengada-ada, bukan fiksi), kontinuitas (hukum berlangsung sepanjang masa, tidak dapat dicabut, bagaimanapun tragisnya suatu keadaan), universal (hukum itu ada dan berlaku dimana-mana), dan luas (hukum itu tidak hanya berlaku dalam suatu wilayah negara, atau berlaku untuk warganegara yang bersangkutan saja, bahkan hukum itu dapat berlaku di luar wilayah negara yang bersangkutan).

A.    Macam-Macam Sistem Hukum Adalah:
1.       Sistem Hukum Eropa Kontinental
Menurut sistem Eropa Kontinental, hukum memperoleh kekuatan mengikat karena diwujudkan dalam peraturan-peraturan yang berbentuk undang-undang dan tersusun secara sistematik di dalam kodifikasi atau kompilasi tertentu. Hukum adalah undang-undang. Tujuan dari sistem hukum ini adalah untuk menjamin kepastian hukum (diatur oleh peraturan tertulis)

2.       Sistem Hukum Anglo Saxon (Anglo Amerika)
Sumber hukumnya merupakan putusan hakim/ pengadilan (Judisial Decisions). Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan tertulis undang-undang dan peraturan administrasi negara diakui yang pada umumnya bersumber dari putusan pengadilan. Hakim mempunyai wewenang yang sangat luas untuk menafsirkan peraturan hukum yang berlaku. Sering disebut sebagai Case Law.


3.       Sistem Hukum Adat
Bersumber pada peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Merupakan pencerminan kehidupan masyarakat ( contoh; Hukum Agraria).
4.       Sistem Hukum Islam ( H.Waris)
Antara etika dengan hukum terjalin hubungan erat, karena lapangan pembahasan keduanya sama-sama berkisar pada masalah perbuatan manusia. Tujuannya pun sama, yakni mengatur perbuatan manusia demi terwujudnya keserasian, keselarasan, kebahagiaan mereka. Bagaimana seharusnya bertindak, terdapat dalam kaidah-kaidah hukum dan kaidah-kaidah etika. Bedanya ialah jika hukum memberikan putusan hukumnya perbuatan, maka etika memberikan penilaian baik atau buruknya. Putusan hukum ialah menetapkan boleh tidaknya perbuatan itu dilakukan dengan diiringi sanksi-sanksi apa yang akan diterima pelaku. Penilaian etika apakah perbuatan itu baik dikerjakan yang bakal mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, dan menilai apakah itu buruk yang bakal mengantarkan seseorang kepada kehinaan dan penderitaan . Selain daripada itu terdapat perbedaan dalam luasnya dalam bidang yang dicakup. Ada masalah yang diperkatakan etika, tetapi tidak dicakup oleh hukum.

B.          Etika Juga Diperlukan Dalam Kegiatan Bisnis
Karena bisnis tidak hanya bertujuan untuk profit melainkan perlu mempertimbangkan nilai-nilai manusiawi. Bisnis dilakukan diantara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, sehingga membutuhkan etika sebagai pedoman dan orientasi bagi pengambilan keputusan, kegiatan, dan tindak tanduk manusia dalam berhubungan (bisnis) satu dengan lainnya. Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang sangat ketat, maka dalam persaingan bisnis tersebut, orang yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-norma etis pada iklim yang semakin profesional justru akan menang.

C.    Etika dan Prinsip Hukum Akuntansi
Dalam hal ini memang etika adalah persoalan penting dalam profesi akuntan karena akuntansi diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan.
Terdapat 3 prinsip dasar perilaku yang etis, yaitu:
1.      Menghindari pelanggaran etika yang terlihat remeh. Meskipun tidak besar sekalipun, suatu ketika akan menyebabkan konsekuensi yang besar pada profesi
2.      Memusatkan perhatian pada reputasi jangka panjang. Reputasi adalah yang paling berharga, bukan sekedar keuntungan jangka pendek.
3.      Bersiap menghadapi konsekuensi yang kurang baik bila berpegang pada perilaku etis. Mungkin akuntan akan menghadapi masalah karier jika berpegang teguh pada etika. Namun sekali lagi, reputasi jauh lebih penting untuk dipertahankan.
Karena tanggung jawab moral akuntan adalah kepada pihak ekstern perusahaan sebagai pemakai laporan keuangan, jadi sangat penting untuk diingat bahwa akuntan harus bekerja sesuai standar yang berlaku (SAK) dan tidak sengaja memanipulasi informasi yang menguntungkan pihak-pihak tertentu. Segala sesuatu yang kita lakukan masih terikat dengan hukum baik hukum tertulis maupun hukum adat. Sama halnya dengan seorang akuntan yang melakukan proses akuntansi, mereka melaksanakan tugas sebagai akuntan sesuai dengan hukum yang berlaku bagi seorang akuntan. Proses akuntansi sangat berkaitan dengan aspek hukum ekonomi karena proses akuntansi juga merupakan kegiatan ekonomi. Di dalam prosesnya, seorang akuntan tidak dapat melaksanakan kegiatannya tanpa mengacu pada aturan-aturan hukum atau aspek hukum dalam ekonomi. Di dalam aspek hukum ekonomi sudah ada aturan mengenai proses akuntansi yang harus dipatuhi dan tidak boleh disalahgunakan oleh para akuntan karena dapat merugikan pihak lain.

Sumber :
http://waterdoor-blanco.blogspot.com/

Konsep Fundamental akuntansi




Konsep Fundamental akuntansi
A.    PENGERTIAN
Menurut FASB kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah “a coherent ystem of interrelated objectives and fundamentals that I expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting”
Definisi tersebut yaitu kerangka kerja konseptual akuntansi adalah suatu sistem yang koheren dimana sub-sub sistemnya adalah tujuan dan konsep fundamental yang saling terkait. Yang dimaksud :
1.      Tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan.
2.      Fundamentals adalah konsep-konsep yang mendasari akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
B.     KEBUTUHAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
1.      Agar bermanfaat, maka penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian tujuan dan konsep fundamental.
2.      Masalah-masalah praktis yang baru, akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada.
C.    PERKEMBANGAN KERANGKA KONSEPTUAL
FASB (Financial Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
1.      SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”, yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
2.      SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”, yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3.      SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”, yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
4.      SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of business enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.
5.      SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
6.      SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in accounting measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran.
D.     KERANGKA KONSEPTUAL
1.      Tingkat pertama – tujuan pelaporan keuangan
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna :
a.       Bagi mereka yang memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi yang membuat keputusan investasi serta kredit.
b.      Membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan.
c.       Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahan di dalamnya
APS Statement No. 4 mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan antara lain :
a.       Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan-perubahan lainya dalam posisi keuangan.
b.      Tujuan Umum
1)      Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi
2)      Memberikan informasi mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.
3)      Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
4)      Memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.
5)      Mengungkap informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan penggunaan laporan keuangan.
c.       Tujuan kualitatif
1)      Relevansi adalah pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan mereka.
2)      Dapat dimengerti adalah tidak hanya informasi tersebut harus jelas, tetapi para pengguna juga harus dapat memahaminya.
3)      Dapat diverivikasi adalah hasil akutansi dapat didukung dengan pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan metode  pengukuran yang sama.
4)      Netralisasi adalah informasi akuntansi ditunjukkan kepada kebutuhan umum dari penggunanya.
5)      Ketepatan waktu adalah komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya kelambatan tertentu dalam pengambilan keputusan ekonomi.
6)      Komparabilitas ( daya banding ) adalah perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akutansi keuangan yang diterapkan.
7)      Kelengkapan adalah telah dilaporkan seluruh informasi yang secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitas yang lain.
Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum (general-purpose financial statement), yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai.
2.      Tingkat dua – konsep-konsep fundamental
Karakteristik kualitatif informasi akuntansi
Agar dapat berguna dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi harus memiliki 2 kualitas yaitu :
a.       Kualitas primer
1)      Relevansi
Dikatakan relevan apabila informasi akuntansi mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi yang relevan harus memiliki :
a)       nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu;
b)      memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi si masa yang akan datang; serta
c)      tepat waktu (timesliness) yakni informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.


2)      Keandalan
Informasi akuntansi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan).
3)      Keberdayaujian (verifiability)
Informasi akuntansi harus dapat diuji kebenarannya berdasar pada keobjektifan dan konsensus.
4)      Kenetralan (neutrality)
Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai.
5)      Kejujuran penyajian (representational faithfulness)
Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.
b.      Kualitas sekunder
1)      Keberdayabandingan
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri ( perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal).
2)      Konsistensi
Dikatakan konsistensi dalam menggunakan standar akuntansi apabila mengaplikasikan perlakuan akntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.
Kendala-kendala tercapainya kualitas informasi
a.       Pertimbangan manfaat biaya
Untuk dapat menghasilkan informasi yang relevan, andal, berdayabanding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah.
b.      Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap opersi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan.

c.       Praktik industri
Adanya sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar. Setiap kali menemukan pelanggaran atas teori dasar, kita harus menentukan terlebih dahulu apakah pelanggaran tersebut dapat dijelaskan oleh sejumlah karakteristik unik dari industri sebelum mengkritik prosedur yang dipakai.
d.      Konservatisme
Berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuannya adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit (jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi).
Elemen–elemen laporan keuangan
a.       Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi :
1)     Aktiva
6)           Laba komprehensif
2)     Kewajiban
7)           Pendapatan
3)     Ekuitas
8)           Beban
4)     Investasi oleh pemilik
9)           Keuntungan
5)     Distribusi kepada pemilik
10)       Kerugian
b.      Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi nirlaba meliputi :
1)      Aktiva
2)      Kewajiban
3)      Ekuitas
4)      Pendapatan
5)      Beban
6)      Keuntungan
7)      Kerugian
Keterangan :
a.       Aktiva
Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.
b.      Kewajiban
Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu-kewajiban yang ditimbulak oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa depan.
c.       Ekuitas
Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
d.      Investasi oleh Pemilik
Kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan. Aktiva adalah bentuk yang paling umum diterima sebagai investasi oleh pemilik, tetapi investasi ini bisa juga meliputi jasa atau kepuasan atau konversi kewajiban perusahaan.
e.       Distribusi kepada Pemilik
Penurunan aktva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan oleh pemindahan aktiva, penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan menurunkan kepentingan kepemilikan dalam perusahaan.
f.       Laba Komprehensif
Perubahan ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas selama suatu periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bersumber dari pemilik. Hal ini termasuk semua prubahan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan yang diakibatkan oleh investasi pemilik dan didistrinusi kepada pemilik.
g.      Pendapatan
Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.
h.      Beban
Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.


i.        Keuntungan
Kenaikan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau insidentiil dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi dari pemilik.
j.        Kerugian
Penurunan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau insidentiil dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik.
3.      Tingkat tiga – pengakuan dan pengukuran
Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsure-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.
a.       Asumsi-asumsi dasar
Asumsi dasar akuntansi adalahanggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan.
1)      Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption)
Yaitu bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dll).
2)      Kesinambungan (going concern)
Yaitu perusahaan dianggap terus beroperasi (lestari sepanjang masa).
3)      Asumsi unit moneter (monetary unit assumption)
Yaitu bahwa akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur uatu objek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.
4)      Asumsi periodisitas (periodicity assumption)
Yaitu bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.
b.      Prinsip-prinsip dasar akuntansi
1)      Biaya historis (historical cost)
GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Cost memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.

2)      Pengakuan pendapatan
Pendapatan diakui apabila
a)      Telah direalisasi atau dapat direalisasikan
b)      Telah dihasilkan
3)      Prinsip penandingan
Beban untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu. Pengakuan beban apabila :
a)      Terdapat hubungan langung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan jasa,
b)      Pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa.
c)      Dengan alokasi yang sitematis dan rasional, contoh : depresiasi.
4)      Prinsip pengungkapan penuh
Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade off penilaian , seperti:
a)      Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai
b)      Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More