Tulisan 15 - Sebuah Ironi di Negeri Kaya
Masih segar
dalam ingatan kita ketika beberapa minggu lalu terjadi tragedi memilukan di
Pasuruan dimana 21 orang tewas (sia-sia) ketika berebut untuk mendapatkan uang
sebesar Rp. 20.000,- (Dua Puluh Ribu Rupiah). Kejadian ini terjadi ketika
seorang tokoh kaya masyarakat setempat sedang membagi zakat kepada kaum miskin.
Sebenarnya ritual membagi zakat ini sudah rutin dilakukan oleh yang
bersangkutan setiap tahunnya. Hanya saja, entah kenapa, tahun ini jumlah penerimanya
begitu banyak dan diluar perkiraan.
Hampir tidak
masuk diakal ketika orang masih mau mempertaruhkan nyawa hanya untuk
mendapatkan uang yang jumlahnya hanya Rp. 20.000,-. Mereka rela
berdesak-desakan, menunggu berjam-jam lamanya untuk mendapatkannya. Rupanya
bagi sebagian orang di Indonesia uang Rp. 20.000,- masih sangat berarti.
Padahal wakil-wakil mereka di Senayan sangat bergelimang dengan uang. Kerja
tanpa keringat; datang, duduk, diam, duit. Mantap …….
Ya … memang
sebuah ironi di negeri yang sangat kaya ini, dimana tongkat kayu dan
batu jadi tanaman, masih banyak orang harus mengemis di negeri sendiri.
Herannya, ketika kejadian itu terjadi tidak banyak politikus kita yang
bersuara. Mereka terus sibuk berkampanye untuk mencalonkan diri sebagai Presiden.
Pekerjaan mempersiapkan diri sebagai orang nomor satu di negeri ini ternyata
begitu menyita waktu mereka sampai-sampai mereka tidak sempat berkomentar soal
kejadian di Pasuruan tersebut.
Saya jadi
berfikir; apakah akan ada Politikus yang akan memberantas kemiskinan ketika
mereka kelak berkuasa ? Rasanya sih tidak. Mengapa ? jawabnya, ya … karena
kalau tidak ada orang miskin – apa bahan kampanye mereka ? Bukankah selama ini
dalam kampanye-kampanye selalu yang dijual adalah orang miskin ? Tentang memberantas
kemiskinan, walau tidak pernah serius diberantas.
Mudah-mudahan
tragedi ini yang terakhir. Bangsa ini seharusnya menjadi bangsa yang besar.
Mari kita tolak politisi busuk, jangan sampai mereka memimpin negeri ini.
Analisis :
Banyak politikis yang sangat kaya dan mewah di
Indonesia ini. Mereka hanya memikirkan masalahnya sendiri,padahal mereka di
pilih oleh masyarakat,sedangkan masyarakatnya sendiri pun merana. Banyak politikus
yang hanya mengumbar-ngumbar janji tetapi tidak di tetapi,bagaimana negeri ini
bisa maju kalu politisi banyak yang memikirkan diri sendiri.
0 comments:
Post a Comment